Banyak perbedaan persepsi mengemudi ditengah hujan buat hemat atau boros bensin?
Mengapa buat hemat bensin, argumennya karena udara di luar mobil dingin, membantu sistem mendinginkan mesin. Hingga mesin tidak mudah panas. Apakah benar?
Maaf mitos ini salah besar nyatanya berkendara di dalam hujan deras, malah buat konsumsi bahan bakar lebih boros. Semakin deras hujannya, semakin boros bahan bakar yang di konsumsi mobil. Anda bisa coba mengetesnya pada mobil milik Anda.
Dengan menggunakan mobil serta rute jalan yang sama, ternyata konsumsi bahan bakar waktu menerjang hujan lebih boros sampai 20 % di banding keadaan kering. Karena terdapat banyak aspek yang bikin konsumsi bahan bakar jadi lebih boros waktu hujan. Mulai suhu hingga traksi ban. Nah apapun aspeknya yang bikin Mitos Hujan Buat jadi Hemat Bensin itu salah.
Suhu serta Kelembaban
Mesin mobil bekerja dengan cara maksimal pada suhu yang cukup tinggi. Bila mesin bekerja pada suhu yang rendah, bakal bikin komponen mesin cepat rusak, detonasi, polusi tinggi, serta boros bahan bakar.
Untuk terjadinya sistem pembakaran yang prima, dibutuhkan kombinasi bensin serta udara yang pas. Komposisi kombinasi bensin serta udara ini sering dimaksud Air-Fuel Ratio (AFR). Idealnya AFR bernilai 14, 7. Berarti kombinasi, kombinasi 1 butir bensin berbanding 14, 7 butir udara. Bahasa kerennya Stichiometry.
Pada keadaan dingin, mesin membutuhkan semakin banyak bensin (AFR kaya) serta putara mesin butuh di buat lebih tinggi supaya bisa bekerja dengan baik. Saat mesin meraih suhu kerja ideal, AFR kembali di buat mendekati AFR ideal.
Pada mesin yang telah gunakan injeksi, penyusunan AFR dikerjakan oleh ECU (Eletronic Control Unit) yang direfereni, sensor suhu air di blok mesin serta debit bensin yang disemprotkan injektor.
Suhu ini dapat di pengaruhi oleh temperatur dari luar. Apabila temperatur hawa diluar benar-benar dingin, maka ECU juga bakal memerintahkan injektor untuk menyemprotkan debit bahan bakar semakin banyak.
Traksi Ban
Waktu hujan permukaan aspal basah serta tergenang air. Otomatis kurangi traksi ban ke aspal. Dengan kata lain, daya cengkeram ban alami penurunan. Karena traksi ban ini menyusut ke aspal maka ada daya dari mesin yang terbuang. Karena daya itu tak 100% dihantarkan oleh ban ke aspal.
Karena daya terbuang inilah yang bikin mesin tidak efektif serta menyebabkan bahan bakar bensin jadi boros. Tanda-tanda ini dapat di ketahui dari ban yang spin. Ban sesekali melekat ke aspal, serta sesekali cuma berputar di tempat karena groove atau kembangan ban terisi air. Serta ban bakal berupaya keras untuk singkirkan air dari pattern-nya. Diluar itu Rolling resistance jadi jadi tambah. Tujuannya waktu ini ban dibikin dengan kekuatan supaya dapat menggelinding dengan daya seminimal barangkali.
Kecepatan
Umumnya pengemudi memiliki kecenderungan untuk melambatkan mobilnya waktu hujan. Keadaan stop and go menyebabkan pemborosan bahan bakar. Walau sebenarnya suatu mobil dapat jadi efektif apabila dijalanakan dengan kecepatan konstan.
Kecepatan konstan berarti tak lakukan akselerasi serta deselerasi dengan mendadak. Langkahnya ya melindungi putara mesin di keadaan eco driving. Idealnya pada 2. 000 hingga 3. 000 rpm. Dengan melindungi kecepatan konstan, maka kemampuan mesin juga lebih mudah. Serta aliran bahan bakar juga sedikit.
Sayangnya, waktu keadaan hujan, benar-benar sulit berkendara dalam kecepatan konstan. Terkecuali didaerah pedesaan yang lalu lintasnya tak padat. Inilah yang bikin konsumsi bahan bakar semakin boros. Ditambah lagi dengan suhu diluar yang dingin serta ban tak memperoleh traksi prima. Kombinasi prima yang menyumbang borosnya BBM atau bensin disaat hujan.