Mengisi oli pada mesin mobil idealnya mengacu kepada data volume oli yang tertulis pada buku manual setiap mobil.
APA YANG TERJADI JIKA KITA MENGISI OLI TERLALU BANYAK ?
Permukaan oli mesin bisa terkena hempasan "Bandul Crankshaft", alhasil oli akan dipenuhi gelembung-gelembung udara dan akhirnya dapat mengurangi efektivitas kerja pompa oli dalam memompa oli, juga kerja mesin akan menjadi sedikit lebih berat dan akan mengakibatkan pemborosan BBM.
APA YANG TERJADI JIKA VOLUME OLI TERLALU SEDIKIT / HINGGA DIBAWAH BATAS E ?
Suhu oli akan lebih cepat panas, ibarat kita memanaskan 5 Liter air vs 6 Liter air.
Oli juga akan mengalami proses kontaminasi lebih cepat akibat Limbah* pembakaran dari mesin, kandungan zat Basa (TBN) pada oli akan menurun lebih cepat, analoginya ibarat kita "menuang limbah" ke 5 L air vs 6 L air, tentulah yg 5 L akan menjadi lebih kotor.
*) Limbah yang dimaksud disini adalah senyawa asam sisa pembakaran, yang disebabkan adanya kandungan senyawa sulfur pada bahan bakar.
Maka itu mengisi pelumas tidak boleh melebihi batas F, kurang sedikit dari batas F masih diijinkan, dan bila level pelumas sudah di bawah 50% dari range "E-F" pada dipstick, segeralah tambahkan hingga mendekati batas F.
Dan sebetulnya jika kita mengkhawatirkan akan adanya penyusutan, selama level oli masih berada pada range "E-F" tidak akan membuat mesin rusak, yang penting jika sudah berkurang agak banyak segera ditambah.
Mengecek ketinggian oli pada dipstick secara akurat:
Pada saat mesin masih dingin atau belum dihidupkan atau minimal 10 menit sesudah mesin dimatikan, cabut dipstick, lap bagian zona pembacaan (E-F) dengan lap atau tissue bersih, colok kembali dipstick dan angkat kembali.
Pada mobil-mobil tertentu terkadang lebih mudah membaca ketinggian level oli di sisi belakang area "E-F" dipstick.
"Proper Level is Important, Too Much or Too Few are not Good"